Banyak orang yang beranggapan bahwa kemapanan adalah modal awal yang harus diraih sebelum lanjut ke jenjang pernikahan.
Kebanyakan orangtua ingin anaknya hidup mapan dulu baru boleh
menikah. Atau paling tidak, anak perempuannya boleh menikah asal dengan
pria yang sudah mapan agar tidak menderita nantinya.
Begitu banyak wejangan yang menganjurkan kita untuk hidup mapan dulu
baru mikir menikah. Akan tetapi, sadar atau tidak, hidup mapan bukanlah
jaminan untuk bahagia dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
Buktinya banyak para suami yang rela membuat istri dan anak-anaknya
susah, sementara dirinya enak-enakan bersama selingkuhan dan
memanjakannya.
Jadi, kekayaan yang melimpah tidak akan berarti apa-apa jika kamu tidak punya banyak cinta dalam menjalaninya.
Lantas apakah dengan menikah, orang yang belum mapan akan jadi mapan?
Jawabnya belum tentu, semua
tergantung dari kualitas pernikahan itu sendiri. Kualitas yang
ditentukan oleh pola hubungan antara suami dan istri.
Jika suami adalah sosok yang menghargai istri, serta berempati pada
istri dan mempunyai peluang besar untuk mapan dalam pernikahannya. Maka,
bukan tidak mungkin kehidupan pernikahannya akan jadi mapan.
Buat kamu yang sedang mencari pasangan hidup, carilah orang yang mau
dan berani mengajak kamu untuk sukses dan bahagia bersama. Bukan orang
yang merasa sudah sukses dan hanya menjadikan kamu sebagai pelengkap
saja.
Maka sungguh benar firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah (187)
“Istrimu adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian baginya.” (Al-Baqarah 187).
Yang maksudnya adalah, suami merupakan individu yang belum mapan
tanpa istrinya, dan istri adalah pribadi yang belum sempurna tanpa
suaminya.
Itulah sebab kenapa orang yang menikah sebelum mapan lebih beruntung.
MasyaAllah, apakah kamu masih mau menunggu mapan dulu baru menikah?