Cara Sukses Menurut Ahli


Ingin sukses ?. siapa sih yang gak kepengen sukses. semua orang pasti pengen dalam karir nya. namun bagaimana caranya ?

berikut ini ada tips dari tokoh Indonesia yang sukses dalam karirnya. pembaca dapat mengambil pelajaran dari tips beliau. 


Nama

:

Drs. A. Rachman Pasha
Jabatan
:
Direktur Utama
Perusahaan
:
PT. Pann Multi Finance
Jenis usaha
:
Institusi Keuangan


• Cara saya mencapai sukses:
Saya meraih posisi karier yang sekarang bukanlah cepat atau mudah. Saya sudah menitinya jauh dengan pengalaman kerja sebelumnya seperti di Bank of America, dan Ditjen Perhubungan Laut, saya masuk Pann Multi Finance sebagai kepala divisi selama 7 tahun, dan menjadi direktur selama 7 tahun, serta menjadi direktur utama selama dua periode sampai sekarang. Hal yang saya lakukan untuk memastikan program kerja perusahaan dilaksanakan adalah menjalin suasana kebersamaan. Tugas atasan adalah mendidik agar bawahan mempunyai pengetahuan yang baik, sehingga bisa lebih mudah mengerti untuk melaksanakan pekerjaan. Saya lebih suka melakukan pendekatan pribadi untuk meyakinkan tim atau bawahan saya, agar mereka mengerti dan mau mendukung program saya. Sekalipun sulit meyakinkan orang, namun jika dilakukan terus-menerus rasanya akan berhasil juga. Biasanya orang tidak melakukan apa yang kita inginkan
karena beberapa hal, antara lain mereka tidak tahu atau tidak bisa melakukannya, sehingga perlu dibimbing; sedangkan bagi yang tidak mau walaupun mampu, biasanya karena mereka
belum mengerti manfaat atau tujuan melakukan hal itu bagi dirinya sendiri maupun tim, sehingga perlu kita beritahu dan motivasi agar mau. Biasanya kendala mengelola orang hanyalah karena perbedaan karakter.

Artikel kami yang lain :
Beruntunglah Kamu yang Menikah Sebelum Mapan


Jika ada perbedaan, perlu kita tanyakan, "Mengapa? Dan mengapa?" Biasanya karena ada perbedaaan persepsi dan motivasi, bahkan bisa terjadi ada miskomunikasi. Misalnya jika ada atasan yang menyuruh bawahannya, "Coba belikan saya rokok sebungkus!", dan
ketika bawahan itu membelikan rokok putih, atasan tersebut marah, "Kenapa rokok ini, dan bukan rokok anu?" Persoalan mengelola manusia itu sering terjadi seperti itu. Ketika atasan meminta bawahannya melakukan sesuatu, disangkanya bahwa bawahannya sudah paham betul tentang apa yang harus dilakukan; sedangkan bawahan karena mungkin takut dianggap bodoh atau karena takut bertanya, melakukan instruksi seperti yang dipersepsikannya tanpa melakukan klarifikasi terlebih dahulu. Jadi, cara mencegah terjadinya miskomunikasi yang mengganggu kinerja sebenarnya sederhana, yakni ketika kita meminta bawahan melakukan suatu tugas, tanyakan dan pastikan terlebih dahulu bahwa bawahan tersebut mengerti dan bersedia melakukannya dengan benar. Jika tidak, maka tanyakan sebabnya, kemudian kita atasi terlebih dahulu kendalanya sebelum melaksanakan tugas tersebut.

• Faktor sukses yang menurut saya vital:
Kita harus mempunyai mimpi, tujuan hidup, atau cita-cita dan mengusahakan agar terwujud. Sebab mimpi itu ibarat peta jalan, yang menuntun kita menuju tempat yang ingin kita tuju. Jika tanpa mimpi, maka tampaknya sumber daya dan upaya kita menjadi kurang terarah. Ibaratnya kita datang ke loket tiket pesawat terbang dan mengatakan kepada penjualnya, "Saya hendak membeli tiket pesawat!", maka akan ditanya, "Tujuannya ke mana?", apa yang hendak kita jawab? Jika kita sudah tahu tujuan penerbangan kita sekalipun, maka akan masih ditanya jadwal penerbangannya, apakah pagi, siang, atau malam. Demikian juga dengan perjalanan hidup kita, akan lebih efektif jika telah mempunyai sasaran yang jelas. Dan satu hal lagi, bahwa, mimpi atau tujuan hidup kita haruslah sesuai dengan kesenangan atau suara hati kita, agar kita menjalankannya dengan gembira. Karena saya senang laut, maka saya memilih bekerja di bidang kelautan.

• Korelasi antara agama dan sukses:
Bagi saya, agama sangat penting untuk membantu kesuksesan karier saya. Melalui agama saya belajar dan diajar agar menjadi pribadi yang utuh, yang seimbang antara penekanan kepada hal material dan spiritual, membuat saya lebih sabar, lebih mau memimpin dengan teladan baik di perusahaan maupun di rumah. Dan iman saya kepada Allah membuat saya dapat tetap bersyukur sekalipun gagal, karena menurut saya mungkin Tuhan tidak menginginkan hal itu terjadi untuk kebaikan kita. Mungkin karena keimanan saya untuk menjalankan perintah agama yang membuat saya mendapat dukungan dan kerja sama yang baik dari semua karyawan saya, serta yang membuat kehidupan rumah tangga saya harmonis dengan istri dan anak anak yang berkelakuan baik.

• Korelasi antara nasib baik dan sukses:
Sebagai orang beriman, saya percaya bahwa semua kesuksesan, rezeki, kesehatan atau apa saja yang ada dalam kehidupan kami, semuanya terjadi atas izin Allah. Sekalipun saya tidak menguasai masalah nasib baik atau nasib buruk dalam kaitannya dengan sukses, tapi saya percaya bahwa peranan berkat dan ridho Allah sangat besar, minimal dengan saya diberikan kesehatan dan akal budi, maka itu sudah merupakan nasib baik bagi saya. Jika saya sakit-sakitan atau tidak bisa berpikir jernih misalnya, rasanya mustahil saya bisa mencapai apa yang sekarang saya miliki. Meskipun demikian, usaha dan perjuangan kita juga turut andil besar di dalam mewujudkan peluang yang Allah berikan.

• Korelasi antara pendidikan dan sukses:
Bagi saya peranan pendidikan sangat penting dan relevan terhadap sukses saya. Latar belakang pendidikan saya dalam bidang keuangan, dan bekerja di bidang yang relevan, sehingga saya tidak mengalami hambatan atau kesulitan yang berarti dalam menyelesaikan pekerjaan.

• Korelasi antara pergaulan dan sukses:
Pergaulan yang positif dengan orang-orang yang positif adalah penting untuk membantu kesuksesan karier kita. Bergaul dengan orang sukses akan membuat kita belajar banyak tentang sukses. Bergaul dengan orang besar akan membuat pikiran kita menjadi besar juga. Demikian juga bergaul dengan orang yang selevel, akan membuat hubungan kami menjadi baik dan akrab, yang bisa saja suatu hari menjadi akses bisnis yang saling menguntungkan.

• Korelasi antara keluarga dan sukses:
Saya mengucap syukur kepada Allah atas keluarga yang diberikan kepada saya, karena turut membantu kesuksesan karier saya. Kami berbagi tugas. Saya mencari nafkah, dan istri saya mengurus rumah tangga. Sekalipun awalnya istri saya bekerja, namun setelah mempunyai anak, kami sepakat untuk membagi tanggung jawab. Kami sepakat bahwa sukses materi tidak akan ada gunanya jika kami menelantarkan anak-anak, atau tidak bisa mendidik dan mengembangkan bakat anak secara optimal agar kelak mereka menjadi orang yang baik dan sukses. Itulah sebabnya istri saya berkewajiban untuk merawat dan mendidik anak-anak kami, sedangkan saya berkonsentrasi untuk meniti karier. Dengan demikian kami bersyukur bahwa sampai hari ini kami telah mencapai keduanya, bahwa saya mendapat posisi karier yang baik, sedangkan istri saya berhasil membesarkan anak anak dengan baik, sehat, dan ke arah sukses yang benar. Mereka tidak pernah mengeluh terhadap waktu yang saya
habiskan untuk bekerja dan bergaul, sehingga menambah gairah dan energi saya dalam berkarier. Saya bangga dan berterima kasih kepada istri dan anak-anak saya yang telah turut berpartisipasi membantu kesuksesan karier saya. Hal lain tentang keluarga ialah bahwa pengaruh dan didikan orang tua saya cukup besar. Ayah saya memberikan teladan dan dorongan moril agar saya bisa menjadi lebih baik. Pernahkah saya merasa gagal atau frustrasi dalam usaha mencapai sukses, dan apakah yang saya lakukan untuk mengatasinya? Ya, tentu saja saya pernah gagal dalam mengarungi samudra kehidupan ini, termasuk ketika bekerja, namun tidak sampai membuat saya frustrasi, karena sifat saya memang tidak mau memaksakan kehendak saya sendiri, sehingga sekalipun gagal, tidak terlalu menyakitkan hati.
Misalnya saya mempunyai usul atau program yang saya nilai baik, namun ketika saya ajukan ke atasan ditolak. Karena saya merasa yakin bahwa hal itu baik, saya akan coba sampaikan
lagi dengan informasi yang lebih baik, sampai mentok-tok. Namun jika tetap ditolak, karena hal itu di luar kekuasaan saya, maka saya akan menerimanya dengan legowo dan saya anggap bahwa hal itu bukan kehendak Allah. Saya tidak akan menjadi stres. Itulah pentingnya peranan agama.

·      Apakah saya telah merasa puas dengan kondisi sekarang, dan atau apakah saya memiliki obsesi lain:
Saya sudah puas jika dilihat dari usia dan lamanya saya bekerja, serta posisi dan kondisi sekarang, dan mengucap syukur kepada Allah yang telah memungkinkan semua ini saya miliki. Namun jika ditanya apakah saya mempunyai obsesi lain, tentu saja saya punya. Setelah pensiun dari perusahaan ini, saya berencana untuk wiraswasta agrobisnis, seperti beternak bebek dan sejenisnya. Saya sudah memulainya sekarang dengan sistem Bagi hasil dengan petani yang berpengalaman. Asal mereka jujur dan mau bekerja keras, saya akan mengeluarkan dana, yang kelak hasilnya kita bagi secara adil. Jika kelak saya pensiun dan mempunyai banyak waktu, saya bisa terlibat lebih jauh. Hal itu perlu saya lakukan bukan semata-mata untuk mendapatkan uang, namun juga untuk menjaga stamina, serta turut berpartisipasi membangun usaha yang berorientasi ekonomi kerakyatan.

·      Apakah saran saya bagi pembaca yang ingin meraih sukses karier dan bisnis?
Yang pertama dan utama ialah bahwa kita melakukan pekerjaan yang kita senangi, yaitu pekerjaan yang dapat menampung aspirasi dan kegairahan kita, mengapa demikian? Sebab jika kita senang atau cinta terhadap pekerjaan itu, maka kita akan melakukannya dengan sepenuh hati tanpa ada perasaan terpaksa sedikit pun; manfaat lainnya ialah bahwa kita akan lebih tidak mengenal lelah. Coba bayangkan, bukankah waktu berlalu dengan sangat cepat ketika kita sedang melakukan hobi atau aktivitas yang menyenangkan? Demikian juga ketika kita melakukan pekerjaan yang sesuai dengan aspirasi kita! Yang kedua ialah senantiasa belajar untuk meningkatkan kompetensi kita, agar wawasan serta keterampilan kita meningkat tahun demi tahun. Hal itu berguna untuk menambah rasa percaya diri kita, sekaligus mempersiapkan diri andaikan ada kesempatan promosi karier, kita telah siap secara teknis maupun mental. Yang ketiga ialah, agar kita selalu memelihara semangat kebersamaan, baik kepada atasan, kolega, maupun bawahan. Jangan kita memaksakan kehendak, melainkan senantiasa membuka diri terhadap masukan bahkan kritikan dari semua pihak, agar kita dapat lebih mengerti dan dimengerti oleh orang lain. Dengan demikian, mengelola karier maupun bisnis menjadi lebih rileks dan mencegah stres serta friksi.


toko elektronik online

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »